Agar Diminati, Ini Kisaran Harga Mobil Listrik yang Cocok Bagi Masyarakat Indonesia
RIAU24.COM - Sekarang ini kendaraan dengan energi listrik menjadi alternatif baru bagi masyarakat. Meskipun mobil dengan teknologi canggih dan modern ini memiliki harga lebih mahal jika dibanding model mobil bermesin konvensional.
Hal itu menjadi wajar karena memang membutuhkan biaya yang tak sedikit untuk melakukan riset hingga membuat mobil mesin konvensional dengan energi listrik (hybrid), atau bahkan yang mengandalkan energi listrik murni.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Doktor Chaikal Nuryakin ,menjelaskan masyarakat mau membeli mobil dengan energi listrik atau hybrid, jika harga yang ditawarkan 1,1 kali dari mobil konvensional saat ini.
"Kami ada survei, 420 responden sekitar Oktober tahun lalu. Hasilnya, kalau harga (mobil hybrid) 1,1 kali itu niatan mereka baru mau beli, jadi ada dan ini hepapotikal ya kita nanya doang, tapi kalau mereka mau beli atau enggak belum tentu juga. Tapi inti modusnya, maunya harganya sama, dan sekitar 1.1 kali lipat itu adalah harga yang rasional," ujar Chaikal yang dilansir dari viva.co.id, Jumat, 01 Februari 2019.
Dia menjelaskan, untuk mencapai angka tersebut memang dibutuhkan insentif yang besar dari Pemerintah untuk mensukseskan mobil listrik. Saat ini, kata dia, harga untuk satu unit kendaraan hybrid saja bisa dua kali lipat dari harga kendaraan bermesin konvensional.
Kemudian, jika hal tersebut bisa diproduksi secara lokal, jelas harga electric vehicle bisa lebih rendah dibandingkan dengan produk yang diimpor. Tapi, perhitungannya belum cukup untuk bisa membuat masyarakat untuk beralih ke mobil canggih tersebut.
Chaikal menambahkan, harus ada insentif pendukung lainnya, diantaranya adalah pembebasan PPNBM dan Biaya Balik Nama untuk kendaraan baru, sehingga harga kendaraan dengan teknologi listrik bisa bersaing dengan mobil konvensional dan menjadi pilihan baru di Tanah Air.
Dia mencontohkan, di negara lain untuk kendaraan listrik bisa masuk ke jalur-jalur yang terlarang untuk kendaraan pribadi. Jika ini diberlakukan di Indonesia, katanya, mungkin bisa dibuat untuk kendaraan listrik boleh masuk jalur busway atau tidak terpengaruh dari ganjil genap.
Selain itu, dengan diberlakukan kebijakan diskon dari tarif listrik bagi rumah tangga yang memiliki mobil listrik, diyakini dapat membuat orang lebih yakin untuk membeli mobil-mobil canggih.
"Intinya adalah kita perlu non fiskal, instrumen untuk menambah lagi insentif masyarakat untuk membeli," tutur dia.