Rusia Kecam Amerika Produksi Bom Nuklir Baru
RIAU24.COM - MOSKOW - Amerika Serikat (AS) mulai memproduksi bom nuklir baru yang diklaim daya ledaknya sepertiga dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima. Langkah Amerika ini mendapat reaksi keras dari Pemerintah Rusia.
Kecaman Moskow disampaikan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov. Ia menyebut langkah Washington telah meningkatkan risiko perang nuklir."Itu menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir dan, tentu saja, meningkatkan risiko konflik nuklir," katanya seperti dilansir sindonews.
Administrasi Keamanan Nuklir Nasional (NNSA) AS telah mengumumkan bahwa produksi hulu ledak nuklir telah dimulai di pabrik Pantex di Texas pada 28 Januari. Produksi bom nuklir mini yang dinamai W76-2 itu sesuai amanat Nuclear Posture Review (NPR) atau Tinjuan Postur Nuklir yang diumumkan Presiden Donald Trump pada 2018.
Stephen Young, perwakilan senior Washington dari Union of Concerned Scientists, mengatakan hasil produksi senjata itu kemungkinan besar telah dipotong dengan mengambil satu tahap dari dua tahap asli pembuatan perangkat termonuklir W76.
Dia menambahkan bahwa jumlah tritium dan isotop hidrogen, juga dapat disesuaikan. Hasilnya adalah mengurangi daya ledaknya dari 100 kiloton TNT, menjadi sekitar lima kiloton. Daya ledak tersebut sekitar sepertiga dari kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima saat Perang Dunia II.
Pemerintahan Trump berpendapat, pengembangan senjata dengan hasil rendah akan membuat perang nuklir lebih kecil kemungkinannya, dengan memberikan AS pencegah yang lebih fleksibel.
Sebaliknya, beberapa politisi Demokrat di Kongres AS khawatir bahwa memasang hulu ledak nuklir berkekuatan rendah maupun tinggi pada rudal yang sama akan menciptakan situasi berbahaya di mana musuh tidak dapat mengetahui sistem mana yang digunakan. Oleh karena itu, musuh AS akan bereaksi seolah-olah hulu ledak yang lebih besar dan lebih mematikan telah diluncurkan.***
R24/bara