Menu

23 Januari: Angkatan Perang Ratu Adil Kudeta Republik Indonesia Serikat

Riko 23 Jan 2019, 13:54
Kapten Westerling pimpin Angkatan Perang Ratu Adil kudeta RIS (foto/int)
Kapten Westerling pimpin Angkatan Perang Ratu Adil kudeta RIS (foto/int)

RIAU24.COM -  Rabu 23 Januari 2019, Kemerdekaan Bangsa Indonesia dari penjajah tidak didapat dengan mudah. Bahkan walau sudah mendeklarasikan kemerdekaan dan diakui dunia Internasional, tidak sedikit pemberontakan yang terjadi. 

Salah satu yang paling dikenal yaitu pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang dipimpin Kapten KNIL Raymond Westerling. Seperti dilansir dari wikipedia Westerling adalah mantan komandan Depot Speciale Troepen (Pasukan Khusus Belanda) KNIL. 

Pasukan APRA yang terdiri dari kelompok rahasia APRA, White Eagle Nederland Zat Herrijzen (WENZH) dan Nederlands Indise Guerilla Organisatie (NIGO). Bahkan kelompok ini telah menjalin komunikasi dengan kelompok Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII). 

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil dihimpun dari berbagai sumber dimulai 23 Januari 1950. Ketika APRA memasuki Bandung, Jawa Barat dan menembaki tiap prajurit berseragam TNI yang mereka temui. Kondisi Jawa Barat saat itu memang belum kondusif sebab tengah dilanda masalah Negara Pasundan.

Setelah merasa gerakannya di Jawa Barat berhasil, Westerling kemudian berencana "menyerbu" Jakarta dan mengincar Presiden Soekarno. Westerling dan serdadu APRA berencana melakukan kudeta terhadap Republik Indonesia Serikat (RIS) waktu itu. 

Hal ini diketahui Perdana Menteri (PM) RIS Mohammad Hatta atau Bung Hatta. Kemudian diperintahkan aparat keamanan untuk menangkap dan menggagalkan rencana kudeta Westerling dan gerombolannya. 

Aparat keamanan pun berhasil menggagalkan siasat Angkatan Perang Ratu Adil. Setelah pemberontakan Westerling gagal, dirinya disebut melarikan diri dari Indonesia pada tanggal 22 Februari 1950.