Perang Air Bukan Ritual Agama, Tapi Agenda Pariwisata
RIAU24.COM - SELATPANJANG - Festival Perang air tahun 2019 akan dilaksanakan pada 5 Februari. Walaupun dimulai bersamaan dengan tahun baru Imlek 2570 perang air bukan bagian dari ritual keagamaan atau etinis tertentu.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kepulauan Meranti, Rizky Hidayat SSTP MSi menegaskan bahwa perang air murni agenda pariwisata daerah. Dimana sedang diangkat oleh Pemerintah menjadi salah satu wisata unggulan Nasional. Karena pada iven ini akan banyak turis manca negara akan hadir. Apalagi turis Domestik.
"Banyak informasi dilapangan, bahwa perang air dikaitkan dengan iven keagamaan. Saya tegaskan iven ini bukan bagian dari ritual agama dari etnis tertentu. Ini iven pariwisata," tegasnya, Senin 21 Januari 2019.
Rizky mengakui pelaksanaannya saat Imlek setiap tahunnya. Hal itu dikarenakan jumlah kunjungan disaat itu sangat besar sekali.
"Memang waktu terbaik untuk melaksanakan perang air disaat imlek. Karena saat itu pengunjung yang datang untuk mengikutinya sangat banyak sekali. Jumlahnya mencapai puluhan ribu orang," jelasnya.
Pada tahun ini, Pemkab Meranti juga mengundang Menteri Pariwisata untuk bisa hadir menyaksikan kemeriahannya. Termasuk Gubernur Riau.
"Perang air akan dimulai 5 Februari sampai dengan 11 Februari 2019. Tetapi peresmiannya akan kita lakukan pada 7 Februari. Kita berharap jumlahnya pesertanya akan semakin meningkat," infonya.
Pelaksanaan perang air selama 6 hari berturut-turut. Dimulai pada pukul 16.00 sampai pukul 18.00 wib.
Perang air muncul pertama kali dari kebiasaan masyarakat yang bergembira. Saat itu dengan menggunakan pistol air akan saling menyemprotkan air kepada siapa saja yang melintas dijalur yang telah ditetapkan oleh panitia. Selain mengunakan kendaraan beca motor, ada juga yang menunggu ditepi jalan.(***)
R24/phi