Ambil Hati Petani Dengan Turun Ke Sawah, Pengamat: Pencitraan Jokowi Dinilai Sudah tak Laku
RIAU24.COM - Pengamat politik Achsin Ibnu Maksum mengatakan bahwa cara politik Jokowi dengan dalih turun ke sawah dinilai sudah tidak laku karena kebijakannya melakukan impor beras bertentangan dengan janji-janjinya kepada para petani.
“Pencitraan Jokowi dengan petani di Garut itu tidak laku. Semua rekayasa terlebih kebijakan impor beras yang merugikan petani,” kata pengamat politik Achsin Ibnu Maksum, dikutip dari suaranasional, Minggu 20 Januari 2019.
Menurut Achsin, harusnya Jokowi menghentikan impor beras dan memberikan kebijakan berpihak kepada petani dan bukan sebaliknya yaitu membuka kran impor.
“Impor masih jalan, petani yang dirugikan. Alasan impor untuk persediaan barang sangat tidak masuk akal karena beberapa daerah panennya berlimpah,” jelas Achsin.
Menurut Achsin, rakyat saat ini makin cerdas terhadap pencitraan Jokowi dengan petani di Garut. “Terlebih lagi di tahun politik,”tuturnya Achsin.
Achsin mengatakan, petani sudah tidak punya harapan terhadap Jokowi. “Apa yang ucapkan Jokowi terhadap petani tidak sesuai dengan faktanya,” pungkasnya.
Sebelumnya pada tanggal 19 Januari 2019 Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Garut Jawa Barat. Salah satu agendanya turun ke sawah bersama Petani dengan tema gerakan mengawal musim tanam OKMAR 2018/2019.
Seperti diketahui, dalam debat pilpres perdana, Kamis 17 Januari 2019 malam, publik mengetahui bahwa Presiden Jokowi lah yang memutuskan impor. Hal itu terungkap saat ia menjawab pertanyaan Prabowo.
Jokowi menjawab pertanyaan Prabowo mengenai perbedaan kebijakan beberapa menteri Kabinet Kerja soal impor beras.
“Ya kalau ada perbedaan-perbedaan seperti itu saya kira dalam dinamika sebuah apa, di rapat-rapat saya persilakan kok Menteri-Menteri saling debat saya persilakan, saya dengarkan. Ada yang mau tidak impor, ada yang mau impor. Tetapi, kalau sudah diputuskan ya memang harus dijalankan,” kata Jokowi.