Ribuan Calon Wisudawan UIR Ikuti Workshop Hadapi Dunia Kerja
RIAU24.COM - PEKANBARU - Sebanyak lebih seribu calon wisudawan Universitas Islam Riau (UIR) Pekanbaru mengikuti Workshop Alumni bertajuk ‘Menghadapi Dunia Kerja dan Usaha’, Rabu (16/1/2019) di Labersa Grand Hotel.
Kegiatan yang ditaja Pusat Karir UIR ini menghadirkan dua pembicara dari kalangan profesional, yakni Nofrins Napilus dari Supreme Energy dan H Makmur Kasim dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Workshop dibuka langsung oleh Rektor UIR Prof Dr H Syafrinaldi, SH, MCL sekaligus memberikan sambutan. Dikatakannya, di era sekarang ini revolusi industri 4.0 merupakan tema yang tak habis-habisnya. Sebagian menjalani masa ini dengan kekhawatiran, namun sebagian lainnya menjalani dengan gembira.
Menurutnya, alumni perguruan tinggi tidak cukup hanya mengandalkan indeks prestasi kumulatif (IPK) yang tinggi, namun harus dilengkapi dengan keahlian lain atau soft skill. "Tak cukup hanya IPK tinggi, tapi kemampuan bidang-bidang lainnya juga harus tinggi,” ujarnya.
Rektor mencontohkan kemampuan berbahasa Inggris, yang menurutnya menjadi sangat penting saat ini. Karena kata dia, hampir semua proses penerimaan pekerjaan ada wawancara bahasa Inggris.
Ia mengingatkan peserta workshop bahwa pengetahuan di bidang selain yang dipelajari di bangku kuliah juga penting. "Bekerja juga harus mengetahui bidang-bidang lainnya. Sarjana hukum seperti saya tidak mesti menjadi lawyer saja, advokat saja,” sebutnya.
Pendapat Rektor UIR itu didukung Nofrins Napilus, yang saat ini menjabat sebagai Relation & Community Dev PT Supreme Energy, perusahaan pembangkit listrik panas bumi di Solok Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Alumni Geologi Institut Teknologi Bandung itu menceritakan bagaimana ia sebagai penggiat fotografi di Sumatera Barat, pendiri Forum Komunikasi Fotografer se-Sumatera Barat. Ia aktif mempromosikan pariwisata Sumbar melalui laman yang didirikannya www.west-sumatera.com.
“Kesimpulan saya, soft skill sangat menunjang di lingkungan kerja. Kuliah hanyalah suatu proses untuk mencapai langkah berikutnya. Langkah awal untuk memasuki dunia berikutnya,” ungkapnya.
Nofrins mengingatkan para alumni UIR untuk menghadapi revolusi industri 4.0 harus mengusai bahasa Inggris juga komputer. “Tidak bisa tidak. Karena kita akan berurusan dengan banyak hal. Informasi yang beredar di seluruh dunia kebanyakan dalam bahasa Inggris,” kata dia.
“Teknologi akan semakin meningkat. Tidak bisa kita hindari, suka atau tidak suka. Kita tidak bermain lagi pada kuantitatif, tapi kualitatif. Kualitas yang harus ditingkatkan. Soft skill,” tambahnya.
Menurutnya, sudah saatnya kita mengubah pola pikir. “Kita ke depan harus berproses lebih cepat. Tidak lagi apa adanya. Di sinilah pentingnya pendidikan, di sinilah pentingnya mengikuti kuliah. Apa pun jurusan yang diambil tidak menjadi masalah. Tujuannya adalah melatih diri, mengubah pola laku kita, mengubah pola pikir kita,” ulas Nofrins.
Sementara Makmur Kasim dalam pemaparannya juga menyinggung perkembangan teknolgi digital yang sangat maju hari ini. Banyak hal yang dulu tidak terbayangkan, sekarang menjadi kenyataan.
“Dulu masa saya kuliah, kalau lapar tengah malam kami ‘larilah’ ke cikapundung (tempat makan kaki lima di seputaran Pasar Pusat Pekanbaru pada tahun 1980-an-1990-an). Sekarang tinggal buka aplikasi, pesan makanan,” kata dia sambil mengenang masa lalu.
Mantan Direktur Utama Riau Pos ini kemudian mengutip Steve Jobs, “kalau perekonomian masih tumbuh sementara usaha Anda mengalami kemunduran itu pertanda ada lawan-lawan baru yang tidak terlihat. Temukanlah, gunakan ilmunya untuk menciptakan sesuatu yang baru.”
Makmur menyebut tidak usah malu untuk memulai bisnis. Ia mengajak para alumni untuk berbisnis, memanfaatkan dunia digital, menggunakan berbagai aplikasi yang ada saat ini seperti Bukalapak dan Tokopedia.
Kepala Pusat Karir UIR Dr Kasman Arifin ZA mengungkapkan Workshop Alumni ini diperlukan agar para calon wisudawan memiliki pemahaman baru tentang dunia kerja dan dunia usaha yang segera akan ditempuh selepas wisuda.
“Kita ingin mengingatkan bahwa gelar sarjana saja tidak cukup. Setiap alumni, sejak menjadi mahasiswa, harus mempersiapkan diri dengan keahlian-keahlian lain dari kuliah yang tempuhnya. Tadi kita mendengar Pak Rektor dan narasumber menyebut tentang kemampuan berbahasa Inggris, yang seperti itu yang kita maksud,” kata pengajar di Fakultas Ekonomi UIR ini.
Karenanya, kata dia, Pusat Karir UIR dalam waktu dekat membentuk Inkubator dan Bisnis Inovation untuk membantu peningkatan soft skill mahasiswa UIR khususnya, terutama bagi mereka yang memilili usaha atau ingin memulai usaha.
“Kita programkan nanti misalnya pelatihan fotografi untuk foto-foto produk. Kita siapkan tempat dan mentornya. Karena salah satu fungsi Pusat Karir adalah memperkecil gap antara hasil perguruan tinggi dengan dunia usaha dan dunia kerja,” pungkas Kasman.*
R24/rls