Arab Saudi Deportasi Belasan Warga Rohingya ke Bangladesh
RIAU24.COM - Meskipun berasal dari Myanmar, lusinan warga Rohingya dideportasi dari Arab Saudi ke Bangladesh. Pendeportasian itu terlihat dalam rekaman video yang dikirim ke Middle East Eye wesbite pada hari Minggu.
Dalam video itu terlihat, seorang pria dideportasi ke pusat penahanan Shumaisi di Jeddah. Beberapa Rohingya juga diborgol setelah mereka berusaha menolak deportasi mereka ke Bangladesh, menurut catatan suara yang dikirim ke MEE.
Pria Rohingya yang memfilmkan rekaman itu mengatakan bahwa orang-orang yang telah dikurung di sebuah pusat penahanan Saudi selama enam tahun sedang dideportasi.
"Saya sudah di sini selama lima hingga enam tahun terakhir, sekarang mereka mengirim saya ke Bangladesh. Tolong doakan saya," kata pria dalam video itu seperti dilansir Aljazeera, Selasa (8/1/2018).
Rekaman lain yang dikirim ke MEE menceritakan peristiwa yang menyebabkan pemindahan paksa hari Minggu. "Mereka datang ke sel-sel kami di tengah malam pukul 12 siang, memberitahu kami untuk mengepak tas kami dan bersiap-siap untuk Bangladesh," seorang tahanan Rohingya, yang ingin tetap anonim, mengatakan kepada MEE.
"Sekarang saya diborgol dan dibawa ke bukan negara saya. saya Rohingya, bukan Bangladesh."
Banyak dari mereka dilaporkan memasuki Arab Saudi dengan visa ziarah tetapi tinggal lebih lama untuk bekerja.
Beberapa tahanan yang dikurung di Shumaisi mengatakan kepada MEE bahwa mereka telah tinggal di Arab Saudi sepanjang hidup mereka dan telah dikirim ke pusat penahanan setelah polisi Saudi menemukan mereka tanpa dokumen.
Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya mengatakan kepada Al Jazeera dari Frankfurt, Jerman, bahwa sebagian besar Rohingya memasuki Arab Saudi pada 2012 setelah kekerasan meletus di negara bagian Rakhine, mencari kehidupan yang lebih baik.
Nay San menjelaskan bahwa ketika memasuki Arab Saudi, sidik jari mereka telah didaftarkan sebagai "India, Pakistan, Bangladesh, Nepal" karena identitas Rohingya tidak diterima.
"Menurut hukum Saudi, karena mereka terdaftar sebagai warga negara yang berbeda, kami tidak dapat melakukan apapun dalam hal bantuan hukum," kata Nay San.
"Saudi membawa empat pejabat kedutaan ke pusat penahanan. Tiga kedutaan menolak [untuk menerima mereka]; Bangladesh adalah satu-satunya yang menerima mereka." ***
R24/bara