Sisihkan 250 Buku, Karya Penyair Riau Ini Jadi Buku Puisi Terbaik 2018
''Alhamdulillah, perayaan HPI sudah sporadis berlangsung di Indonesia. Hampir semua daerah menggelar perayaan tersebut secara sukarela sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing. Kita berharap suatu saat nanti, HPI diakui sebagai Hari Besar Nasional,'' ucap Rida K. Liamsi.
Dewan juri yang lain, Sutardji Calzoum Bachri usai acara mengungkapkan, ada perkembangan yang menggembirakan terkait kualitas puisi para penyair di Indonesia. Oleh sebab itu, Anugerah HPI bisa menjadi barometer perkembangan perpuisian di Indonesia.
Ketua Panitia Anugerah HPI 2018, Asrizal Nur menjelaskan rangkaian HPI tahun ini diawali Parade Puisi untuk Rakyat dan Seminar Sastra Internasional.
Dheni Kurnia saat menerima tropi, piagam penghargaan dan uang tunai di panggung acara mengungkapkan kebahagiaannya atas prestasi yang luar biasa tersebut.
“Saya bersyukur kepada kehadirat Allah SWT dan kepada seluruh kurator yang telah mempercayai buku Puisi Bunatin menjadi buku puisi terbaik tahun ini,” kata Dheni.
Dheni Kurnia lahir di Air Molek, Indragiri Hulu- Riau, tahun 1961. Menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah; SD Airmolek (1973), MTsN Gadut, Bukittinggi (1976), Pesantren Sumatera Thawalib Parabek, Sumbar (1980) dan SMA Islam Mutiara, Duri Bengkalis, Riau (1983). Kemudian, dia melanjutkan kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau (UR) selesai tahun 1989. Tahun 1994-1995, anak sulung dari dua belas bersaudara dari pasangan Amiruddin dan Dayang Darmaya ini, belajar jurnalistik di LES Mounclear College, Los Angeles, California, USA.