Menu

Dampak Tsunami di Serang dan Lampung Selatan, BNPB: 20 Orang Meninggal Dunia

M. Iqbal 23 Dec 2018, 07:40
Tangkapan layar dampak tsunami yang terjadi di Serang dan Lampung Selatan (Sumber: Sutopo Purwo Nugroho)
Tangkapan layar dampak tsunami yang terjadi di Serang dan Lampung Selatan (Sumber: Sutopo Purwo Nugroho)

RIAU24.COM - Kabar duka kembali terjadi di Indonesia. Sebab, telah terjadi gelombang tinggi yang menerjang pesisir Serang dan menyebabkan sejumlah kerusakan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) menyatakan bahwa gelombang itu merupakan tsunami.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa 20 orang meninggal dunia, ratusan orang lainnya luka-luka dan ada juga yang dinyatakan hilang.

"Data sementara dampak tsunami di Pantai di Kab Pandeglang, Serang dan Lampung Selatan hingga 23/12/2018 pukul 04.30 WIB: tercatat 20 orang meninggal dunia, 165 orang luka-luka, 2 orang hilang dan puluhan bangunan rusak. Data korban kemungkinan masih akan terus bertambah," kata Sutopo yang dilansir dari akun twitternya, Minggu, 23 Desember 2019.

Kemudian, dikicauannya yang lain, Sutopo menjelaskan bahwa penyebab tsunami di Pandeglang dan Lampung Selatan adalah kemungkinan kombinasi dari longsor bawah laut akibat pengaruh erupsi Gunung Anak Krakatau dan gelombang pasang saat purnama.

"BMKG masih meneliti lebih jauh untuk memastikan penyebab tsunami," tambahnya.

Warganet memberikan komentar tentang musibah yang menimpa Indonesia. Ini kata warganet.

@Sukisno79: Innalillahi wainna illaihi rojiun... semoga saudara2 kuta di sana tabah..

@faridism: Innalillahi, sebelumnya baca twit bapak suruh tenang karena gelombang pasang, sekarang tsunami.

@meilancholia: Terima kasih atas update informasinya, Pak Topo. Sehat selalu. Semoga para korban yang terpisah bisa segera dipertemukan dengan keluarga, yang terluka lekas pulih, yang selamat tetap semangat dan yang berduka.

@pratajung: Ma Rob atau Tsunami sudah jadi kewajiban BNPB dan BMKG menyatankan masyarakat untuk tidak panik. statmen awal rob karena BMKG tidak mencatat adanya gempa. tapi ternyata ada perubahan pola. sudah diklarifikasi. berdoa bagi yang terjatah musibah.  maaf, kun faya kun.