Menu

Pemko Pekanbaru Bangun RSD Madani, Masyarakat Diberikan Pelayanan Berobat Gratis

Gigi 21 Dec 2018, 15:32
Saat peresmian awal RSD Madani, terlihat antusias masyarakat dengan dioperasikannya rumah sakit ini. Pejabat Pemerintah Kota Pekanbaru juga tampak hadir dalam acara ini.
Saat peresmian awal RSD Madani, terlihat antusias masyarakat dengan dioperasikannya rumah sakit ini. Pejabat Pemerintah Kota Pekanbaru juga tampak hadir dalam acara ini.

Pekanbaru, Riau24.com - Pemerintah Kota Pekanbaru dibawah kepemimpinan Firdaus-Ayat Cahyadi telah berhasil membangun sebuat rumah sakit daerah yang diberi nama Rumah Sakit Daerah Madani. Dibangunnya rumah sakit ini dinilai sebagai bentuk kepedulian Pemerintah Kota Pekanbaru terhadap kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru.

RSD Madani telah melalui tahap pembangunan selama hampir 2,5 tahun yang berlokasi di Jalan Garuda Sakti KM 2, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Pada Jumat, 26 Desember 2018 lalu, telah dilakukan soft launching RSD Madani oleh Wali Kota Pekanbaru Firdaus.

Lokasi RSD Madani ini strategis karena berbatasan dengan daerah Kabupaten Kampar, yakni Kecamatan Tambang dan Tapung. Di perbatasan daerah ini belum memiliku rumah sakit pemerintah. Jika masyarakat di daerah ini ingin berobat, maka harus pergi ke pusat kota atau ke rumah sakit swasta.

Firdaus mengatakan, RSD Madani ini juga bisa membuka peluang baru bagi bisnis kesehatan. Selain itu, RSD Madani juga diharapkan dapat menjawab upaya dari Pemerintah Kota Pekanbaru dalam membangun masyarakat yang sehat, cerdas, dan mewujudkan lingkungan yang sehat.

"Pembangunan RSD Madani ini merupakan cerminan masyarakat kita yang mencintai kesehatannya. Ini juga menjadi indikator masyarakat madani yang peduli dengan kesehatan, membangun lingkungan sehat untuk membangun masyarakat yang sehat,\" ungkapnya.
 

Saat peresmian awal RSD Madani, terlihat antusias masyarakat dengan dioperasikannya rumah sakit ini. Pejabat Pemerintah Kota Pekanbaru juga tampak hadir dalam acara ini.

Meski telah diresmikan, peralatan operasional di RSD Madani masih belum lengkap. Menanggapi hal ini, Firdaus meyakinkan secara perlahan dan bertahap semua fasilitas di RSD Madani akan dipenuhi.

Firdaus menerangkan, masyarakat Kota Pekanbaru bisa menggunakan fasilitas di RSD Madani secara gratis hingga batas waktu yang belum ditentukan. Masyarakat bisa menggunakan layanan gratis ini hanya dengan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.

\"Pelayanan gratis ini ada yang permanen, ada juga yang dibatasi waktunya. Tapi karena sekarang masih promosi, jadi semuanya gratis. Kedua, karena ini juga masih pelayanan-pelayanan dasar. Makanya kita harapkan pelayanan dasar ini permanen untuk gratis,\" terangnya.

Sementara itu, Plt Direktur RSD Madani, dr. Dian Astuti, mengungkapkan rasa bangganya terhadap RSD Madani. Meskipun masih terfokus pada rawat jalan, tetapi Ia berharap RSD Madani dapat membantu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

\"Ini awal yang baik bagi Rumah Sakit Daerah Madani Kota Pekanbaru. Kita berangsur-angsur melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan. Mudah-mudahan gedung lainnya segera siap dan peralatan yang dibutuhkan segera bisa dilengkapi,\" harapnya.

dr. Dian menyebut, meskipun baru, namun kualitas pelayanan RSD Madami terbilang cukup canggih. RSD Madani memiliki alat yang tidak dimiliki belum dimiliki satupun rumah sakit di Riau.

Ia menjelaskan, alat itu adalah The LuViva Advanced Cervical Scan yang ada di klinik bidan dan kandungan RSD Madani.

Alat yang ada di Riau satu-satunya ini menggunakan biophotonics untuk memindai seluruh serviks uterus dan endoserviks distal, dengan adanya displasia tingkat sedang sampai kelas tinggi. Alat ini diharapkan bisa menjadi jawaban bagi wanita yang mengalami gangguan pada organ rahimnya.

\"Jadi, untuk deteksi dini, tidak perlu jauh-jauh ke rumah sakit di luar Pekanbaru atau ke negara tetangga. Cukup periksa di sini, sudah tahu hasilnya karena alatnya jauh lebih canggih,\" jelasnya.

Nah, guna menunjang akan pelayanan di RSD Madana, jumlah tenaga saat ini ada sekitar 91 orang dengan rincian tenaga medis, antara lain dokter spesialis 21 orang, dokter umum 9 orang, dokter gigi 3 orang, perawat 27 orang, perawat gigi 3 orang, bidan 11 orang, ahli gizi 3 orang, analisis 2 orang, apoteker 1 orang, asisten apoteker 1 orang, fisioterapi 1 orang, rekam medik 1 orang, manajemen 8 orang.

Dalam menjalankan tugasnya, ia meminta kepada petugas RSD Madani ini agar memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama kepada masyarakat yang berpenghasilan rendah.

Ia memaparkan, kalau RSD Madani Pekanbaru ini merupakan rumah sakit rujukan, sekaligus pelayanan. Jika terdapat pasien yang dalam diagnosisnya butuh tindak lanjut dalam penanganan penyakitnya, pasien akan dikirim ke rujukan yang lebih tinggi.

Seperti diketahui, selama ini RSUD Arifin Ahmad merupakan rumah sakit rujukan yang tidak tertangani dirujukan-rujukan yang ada di kabupaten/kota, maka dengan hadirnya RSUD Madani Pekanbaru ini diharapkan Firdaus akan bisa membantu meringankan beban kerja di RSUD Arifin Ahmad.

 

Tidak sampai disitu, pemko juga mencanangkan kalau RSD Madani sebagai Rumah Sakit yang Ramah atau lebih dikenal dengan istilah green hospital. Ramah secara lingkungan dan ramah secara pelayanan dan fasilitas. 

Bahkan Menteri Kesehatan RI saat mengapresiasi konsep Green Hospital ini, kabarnya Menteri kesehatan meminta dibuatkan prototype dan dijadikan model ke daerah lainnya. Konsep green hospital bukan saja bangunannya, tapi juga manajemen dan pelayanan.

Selanjutnya, Plt Kepala Dinas Kesehatan Pekanbaru, dr. Zaini Rizaldi S juga mengapresiasi pencapaian Firdaus ST MT dan Ayat Cahyadi yang berhasil membangun RSD Madani ini.

Menurutnya sarana dan prasarananya memang belum mencapai 100 persen begitu juga dengan jumlah pegawai baru berjumlah 91 orang. Mengenai tenaga kesehatan, perawat, dokter, tenaga adminstrasi dan sebagainya akan disiapkan sebanyak 70 orang. 

Zaini menyebut, untuk melengkapi berbagai kekurangan ini, tentu tidak bisa sepenuhnya bergantung kepada dana anggaran APBD Kota Pekanbaru, tentu akan mengajukan bantuan dari provinsi dan pusat.

\"Alkesnya memang sudah ada yang kita beli sebahagian termasuk ambulance juga sudah tersedia, jadi untuk tahap awal biaya operasionalnya dianggarkan sebesar Rp3 miliar,\" ujarnya.

Sedangkan untuk kebutuhan seperti obat-obatan, alat USG, Ronsign sendiri masih menggunakan alat dari Diskes, Puskesmas dan Poliklinik untuk sementara.

Untuk diketahui, pengerjaan pembangunan rumah sakit ini masuk ke dalam proyek multiyears yang didanai pada tiga tahun anggaran. 

Pada tahun pertama yaitu tahun 2014, pembangunan menghabiskan dana sebesar Rp6,3 miliar, di tahun kedua yakni 2015 dana yang dikucurkan sebesar Rp41,4 miliar. Untuk tahun ketiga, akan menghabiskan dana Rp42,3 miliar. Total dipagu anggaran sebesar Rp90 miliar. Dengan nilai kontrak Rp80,9 miliar.   (***)




R24/adv