ACT Terima Dua Bungkusan Plastik Berisi Uang dari Hasil Ngamen Untuk Muslim Uighur
"Saya bersama rekan-rekan setim, mengemas cerita yakni anak-anak muslim Uighur yang tidak bisa melakukan salat bahkan puasa dengan leluasa. Saat itu saya melihat Isya menangis, saya rasa ia memang anak yang perasa, gampang tersentuh dengan kisah-kisah seperti itu," ucap Hidzqy.
Hidzqy mengaku tak pernah lupa ketika Isya mengatakan ingin membantu muslim Uighur untuk bebas dari belenggu regulasi yang melarang kegiatan keagamaan mereka.
"Kak, Isya mau bantu mereka, tapi tidak tahu caranya. Isya ingin pergi ke sana, naik kapal terbang. Tapi, mama sama baba pasti tidak mengizinkan karena Isya harus sekolah, bagaimana ya kak caranya," ucap Hidzqy mengulang perkataan Isya.
Tim MRI-ACT tidak menyangka, ketika Isya kembali ke stand ‘Lesehan Cerdas” dengan membawa bantuan untuk muslim Uighur pada minggu berikutnya, Ahad (16/12). Menambah haru, Isya mengaku sejumlah uang logam itu ia dapati dari mengamen bersama salah seorang temannya. Di antara dua kantong plastik yang berisi uang logam itu terselip surat yang ditulis tangan oleh Isya sendiri.
"Pada hari itu, saya pikir dia tidak datang, tapi ternyata datang. Bersama seorang temannya, dengan malu-malu ia hampiri saya. Lalu dia berikan uang logam dan suratnya ke saya. Saya sampai gemetar karena tidak menyangka. Apalagi pas lihat isi suratnya, ‘Kak, titip kasih ACT buat saudara-saudara Uighur’. Ternyata Isya mengumpulkan uang itu adalah cara Isya membantu muslim Uighur," ucap Hidzqy.
"Walau jumlahnya tidak seberapa, semoga niat dan ketulusan hati Isya dapat menggugah rasa kepedulian bangsa Indonesia bahkan dunia. Terima kasih Isya telah menggugah hati saya, dan mungkin hati masyarakat di luar sana," imbuh Hidzqi.(***)