Prihatin Atas Penindasan Etnis Muslim Uighur, Netizen di Tanah Air Mulai Serukan #UsirDubesChina
RIAU24.COM - Penindasan yang dilakukan Pemerintah China terhadap muslim Uighur yang merupakan etnis minoritas di Provinsi Xianjing, China, mulai mendapat sorotan dari netizen di Tanah Air.
Sebagai bentuk respon atas penindasan tersebut, seruan #UsirDubesChina mulai menggema lewat lini masa Twitter. Tagar ini mulai berkumandang sejak hari ini, Rabu 19 Desember 2018. Meski belum sampai menjadi trending topik, namun tagar ini berhasil menyita perhatian netizen Indonesia.
Pengguna internet mempertayakan empati warga di seluruh dunia atas kekejaman yang diterima muslim etnis Uighur di China.
Seperti dirilis cnnindonesia.com, salah satu sorotan datang dari ustaz Haikal Hasan. Dalam cuitannya di Twitter pada Rabu malam tadi, ia menuliskan: Kalau kita memutuskan hub dg israel karena perlakuannya kpd warga palestina, mengapa tidak kita lakukan hal yg sama kpd china karena perlakuannya kpd warga UYGHUR ? #UsirDubesChina
Sementara netizen lainnya, Johan Khan menyebutkan: Tidak panas Negara Konsitusinya menjunjung tinggi HAM tapi diam terhadap Negara pelanggar HAM berat. Efek banyak utang ketergantungan, jadi ompong, payah.
Sedangkan netizen bernama Melayu Muda di Tanah Jawa, tanpa basa-basi langsung menuliskan Segera#UsirDubesChina.
Sebelumnya, penolakan terhadap penindasan muslim Uighur tersebut sempat dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Menurutnya, penindasan tersebut sebagai salah satu bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia yang harus dilawan.
"Ya pasti kita semua menolak segala penindasan kepada human rights," ujar JK di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (17/12).
Pemerintah China sebelumnya disebut melakukan pelanggaran HAM secara massal dan sistematis terhadap etnis muslim Uighur dan minoritas di Xinjiang. Salah satu pelanggaran HAM paling dikhawatirkan adalah mengenai penangkapan etnis Uighur dan minoritas muslim di sana.
Banyak sumber menyebutkan, aksi penindasan itu sudah berlangsung sejak tahun 2014 lalu.
Sejauh ini, Pemerintah China bersikeras menuduh tuduhan penindasan itu dan berdalih kamp itu cuma bagian dari 'pelatihan'. ***