Menu

Tanpa Dihadiri Petinggi LAM Riau, Syarwan Hamid Serahkan Gelar Adatnya

Riko 19 Dec 2018, 11:48
Syarwan Hamid menyerahkan gelar adatnya ke LAM Riau
Syarwan Hamid menyerahkan gelar adatnya ke LAM Riau

 

RIAU24.COM Syarwan Hamid akhirnya tepati janjinya menyerahkan gelar adatnya Datuk Seri Lela Setia Negara pada Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.  Rabu 19 Desember 2018. 

Mengunakan kursi Roda, serta berpakaian Adat,  Syarwan datang bersama rombongan ke LAM Riau pukul 09.30 wib. 

Tapi kedatangan ketua Laskar Melayu Bersatu itu hanya hanya disambut dua orang pengurus LAM, sementara pemangku adat tertinggi dari LAM tidak ada menampakkan batang hidungnya. 

Dalam sambutnya Syarwan Hamid mengaku dirinya kecewa atas pemberian gelar kehormatan pada Jokowi yang dinilainya pemberian gelar itu kental akan nuansa politik. 

"Tanpa mengurangi rasa hormat terhadap kehormatan yang pernah diberikan kepada saya berupa gelar tertinggi oleh lembaga adat Melayu Riau dengan ikhlas mengembalikan gelar tersebut kepada lembaga adat Melayu sebagai protes terhadap pemberian gelar kehormatan kepada Presiden Jokowi, "kata Syarwan. 

Dalam sambutannya, Syarwan juga menyampaikan poin-poin penting alasan dirinya menyerahkan gelar pada LAM Riau: 

1.Pemberian gelar tersebut pada tahun politik jadi sangat kental nuansa politik seperti dukungan Gubernur  Riau terpilih dan seluruh bupati se kabupaten dan kota beberapa waktu lalu. 

2. Seluruh jasa presiden dijadikan alasan terlalu di cari cari adalah sauatu tindakan yang tidak wajar.  Sangat tidak sebanding dengan sumbangan daerah ini kepada bangsa Republik ini berdiri. 

3. Pemerintahan ini dibawah Jokowi  telah membahayakan masa depan bangsa dengan kebijakan tehadap Cina dan cendrung melakukan pembuatan bagi tumbuh berkembang gerakan Komunis 

4. Bahwa selama saya berfikir dalam tugas dimanapun senantiasa menyempatkan memberikan pengabdian yang terbaik terhadap bangsa, TNI, Islam dan daerah Riau 

Usai memberikan sambutan mantan mendagri zaman Gusdur itu langsung menyerahkan gelar adatnya yang diawali penandatangan surat peryataan pengembalian gelar adat,  kemudian diikuti penyerahan keris dan tanjak.