Karena Mahal Jokowi Sarankan Ganti Sawit ke Jengkol, Ternyata Harga Jengkol di Pekanbaru Murah Meriah
RIAU24.COM - Selasa 18 Desember 2018, Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyarankan petani tanam jengkol dan petai saat kunjungan di Jambi, terus jadi buah bibir. Bahkan sejumlah politisi menilai pernyataan Jokowi menyuruh petani ganti kebun sawit dengan jengkol tidak tepat.
Nyatanya harga jengkol saat ini sedang anjlok. Seperti di Pekanbaru harga jengkol di pasaran dijual Rp5 ribu per 10 biji. "Sudah seminggu ini harga jengkol murah cuma Rp5 ribu per 10 biji. Biasanya beli segitu bisa Rp10 ribu dijual," kata Mimi, seorang ibu rumah tangga (IRT).
Mimi sebut turunnya harga jengkol akibat banyak pasokannya di pasar. "Sepertinya karena sedang banjir (panen raya), makanya jengkol dijual murah sama pedagangnya," kata Warga Marpoyan Damai yang pengemar jengkol ini.
Hal yang sama juga dikatakan Susanti, warga Panam. "Harganya ada yang jual Rp4 ribu sampai Rp7 ribu per 10 jengkol di Pasar Pagi Arengka. Tergantung ukurannya, besar atau mudanya," kata pegawai swasta ini.
Dirinya mengaku memang pengemar berat jengkol. "Tetapi bukan untuk tiap hari ya. Bila ke pingin saja, baru beli. Kebetulan kami di rumah semua suka jengkol," sebutnya.
Saat ditanya dengan harga jengkol seperti itu tertarik, Susanti langsung sebut tidak mau. "Ya mau usaha jengkol semua nanti harganya jadi murah dong ya. Kan sistem pasar itu kalau pasokan lagi melimpah ya harga murah. Percuma dong kita tanam jengkol, nanti semua tanam," katanya.
Hal yang sama juga dikatakan Irna, warga yang tinggal di sekitar Garuda Sakti. "Biar saja yang lain tanam jengkol, kalau saya ya enggak mau. Nanti udah tanam mau dijual kemana, pengepulnya ada tidak. Ya capek juga nanti, belum lagi masa panennya lama. Mending jualan kue keliling atau jual sarapan pagi, jelas perputaran bisnisnya," sebut Irna yang juga pengemar jengkol ini.
Sebagai informasi pernyataan Presiden Jokowi menyarankan petani ganti kebun sawit ke jengkol dan petai terjadi di Jambi. Pada saat itu Capres nomor urut 01 ini menawarkan solusi kepada petani untuk mengganti komoditas tanamnya.
Sebab banyak komoditas yang dianggap sepele namun berharga tinggi. Seperti jengkol, petai, manggis, kopi, juga kulit manis.