Menu

Bulan Depan, Mitsubishi Naikkan Harga L300 dan Xpander, ini Alasannya

M. Iqbal 20 May 2020, 12:53
Mitsubishi Xpander Cross
Mitsubishi Xpander Cross

RIAU24.COM - PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pada bulan Juni nanti akan melakukan menaikkan harga untuk L300 dan Mitsubishi Xpander. Hal itu dilakukan menyikapi dampak ekonomi dari wabah virus corona atau Covid-19.

Dilansir dari Tempo.co, Selasa, 19 Mei 2020, Imam Choeru Cahya selaku Head of Sales & Marketing Group MMKSI menjelaskan pihaknya akan menaikkan harga L300 sebesar Rp1 juta dan Xpander naik Rp2 juta hingga Rp3 juta tergantung varian. Tapi di bulan Mei ini harga seluruh model Mitsubishi dipastikan tidak berubah.

"Mei tidak ada kenaikan harga untuk seluruh model Mitsubishi. Kami sudah sekuat tenaga mempertahankan harga ini supaya tidak naik. Namun, efek global ekonomi karena pandemi cukup besar dan memengaruhi pasar," kata dia.

Dilansir dari laman resmi Mitsubishi Motors Indonesia, L300 memiliki tiga varian, yakni Pick Up Standard yang dibanderol Rp190,5 juta, Pick Up Flat Bed seharga Rp191 juta, dan Cab Chasis dilabeli Rp186 juta.

Sementara itu, Irwan Kuncoro, Director of Sales & Marketing Division MMKSI menambahkan jika penyesuaian harga memang mesti dilakukan karena mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain faktor kenaikan biaya produksi ataupun melemahnya rupiah.

"Penyesuaian harga juga kadang-kadang dilakukan karena adanya penambahan spesifikasi dan fitur. Ada pula karena faktor kenaikan bahan bakar minyak [BBM]. Hal-hal itu yang mendorong penyesuaian harga harus dilakukan," terangnya.

Dia juga menyatakan bahwa penyesuaian harga merupakan salah satu bagian dari strategi bisnis dan kompetisi perusahaan. Meski harus menaikkan harga jual, Mitsubishi memastikan kenaikan tersebut tetap memperhitungkan nilai terbaik kepada para pelanggan.

Sementara itu, kinerja penjualan Mitsubishi Motors pada April 2020 mencatatkan sebanyak 2.703 unit, turun 74 persen dibandingkan April 2019 yang mencapai 10.558 unit.

Penurunan itu diikuti oleh melemahnya kinerja penjualam ritel mobil secara nasional yang terkoreksi 70 persen secara tahunan, sedangkan wholesale nasional anjlok 90,63 persen.