Menu

Manajemen Baru PT Kiblatain Jaya Wisata Berangkatkan 119 Jemaah yang Sempat Gagal Umrah ke Tanah Suci

Riki Ariyanto 16 Feb 2020, 13:19
Travel umrah PT Kiblatain Jaya Utama berangkatkan jamaah umrah ke tanah suci (foto/ist)
Travel umrah PT Kiblatain Jaya Utama berangkatkan jamaah umrah ke tanah suci (foto/ist)

RIAU24.COM - PEKANBARU- Hasyim, Camat Pujud, Kabupaten Rokan Hilir, Riau, bersyukur sudah memilik travel umrah PT Kiblatain Jaya Utama. Sebab Hasyim menilai PT Kiblatain Jaya Utama perusahaan yang bertanggungjawab.

Hasyim menceritakan saat memberangkatkan 50 jemaah gagal berangkat ke Tanah Suci, Arab Saudi, pada 26 Maret 2019. Saat itu, 27 Maret 2018, ke-50 jemaah umrah, termasuk Hasyim, istri dan kerabatnya telah sampai di Kuala Lumpur, Malaysia, untuk siap-siap melanjutkan perjalanan ke tanah suci. Namun, akhirnya tak jadi berangkat oleh manajemen dan pemilik lama PT Kiblatain Jaya Utama.

zxc1

Hasyim menjelaskan, jika travel umrah itu bukan PT Kiblatain Jaya Wisata, maka hampir dipastikan jemaah gagal berangkat tak bakal menunaikan ibadah sudah diniatkan ke tanah suci. Hasyim bersyukur, usai gagal berangkat, kemudian ada pergantian kepemilikan dengan manajemen baru, travel umrah ini akhirnya memberangkatkan mereka ke Arab Saudi.

"Alhamdulillah, ini juga mungkin berkat doa para jemaah. Di antara mereka secara ekonomi tidak beruntung, namun terus menabung untuk berangkat. Akhirnya cita-cita kita ke tanah suci terkabulkan," jelas Hasyim, Minggu, 16 Februari 2020.

zxc2

Ia sempat was-was saat PT Kiblatain Jaya Wisata memutuskan menunda keberangkatan jemaah umrah pada 2018 lalu. Namun, dengan beralihnya kepemilikan dan bergantinya manajemen, Hasyim bersyukur bisa ke Rumah Allah. Selain, itu ia juga mengaku sangat menikmati pelayanan travel umrah PT Kiblatain Jaya Wisata di bawah manajemen baru tersebut.

Camat Pujud ini menceritakan pengalamannya selama menunaikan Ibadah Umrah di Tanah Suci. Jemaah, tuturnya, menginap di hotel berbintang serta dekat dengan Masjid Nabawi di Madinah serta Ka'bah di Mekah.

"Jaraknya hanya dibatasi jalan. Di Madinah itu, kalau tidak salah dekat sekali dengan pintu 26. Begitu juga di Mekah sangat dekat," tuturnya lagi dengan wajah berbinar-binar.

Kiblatain Jaya Wisata di bawah kepemilikan dan manajemen lama sebelumnya sempat diterpa masalah sekitar 50 jemaah umrah nyaris gagal berangkat, Maret 2018 silam.

Saat itu, bahkan jemaah telah terbang ke Malaysia sebelum akhirnya melanjutkan penerbangan ke Tanah Suci. Namun, sesampai di Malaysia terjadi masalah ketika nama jemaah tidak muncul dalam daftar penerbangan.

Belakangan, Kiblatain akhirnya beralih kepemilikan dan manajemen. Tak butuh lama, setahun kemudian masalah itu berhasil diselesaikan dengan baik. Para jemaah termasuk Hasyim berhasil diberangkatkan ke tanah suci medio 2019 lalu.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Riau, Husaimi Hamidi mengapresiasi kebijakan manajemen baru Biro Travel Kiblatain Jaya Wisata sudah memberangkatkan jemaah umrah setelah sebelumnya sempat tertunda.

Ia menceritakan, PT Kiblatain Jaya Baru dulunya bermasalah, meninggalkan ratusan jemaah gagal berangkat. Namun, usai diambil alih oleh pemilik baru, langkah pertama dilakukan manajemen memberangkatkan mereka semuanya.

Kebijakan manajemen baru PT Kiblatain Jaya Wisata ini mendapat pujian dari Politisi PPP. Sebab manajemen baru memiliki niat dan itikad sangat baik memberangkatkan jemaahnya.

"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pemilik dan manajemen PT Kiblatain Jaya Wisata yang baru, karena dulu ada banyak warga saya tertunda berangkat. Setelah kita urus dengan manajemen baru ini, Alhamdulilah itu semua sudah diberangkatkan," kata Husaimi.

Ia menjelaskan, itikad baik dari manajemen baru ini, semua jemaah tertunda berangkat tahun 2018 silam, semua sudah diberangkatkan.

"Jadi sudah clear masalahnya. Mudah-mudahan ke depan bisa lebih bagus lagi," imbuhnya.

Kebijakan diambil manajemen baru PT Kiblatain Jaya Wisata merupakan keputusan berani.

"Jadi keputusan manajemen baru Kiblatain ini sangat luar biasa sekali. Karena biasanya kalau ada jemaah umrah gagal berangkat itu terlebih seperti kejadian di Kuala Lumpur, batal ke tanah suci, jamaah tidak akan diberangkatkan lagi. Tapi ini Allhamdulilah setelah kita urus, dan manajemenya diganti dengan baru, semua bisa berangkat," kata Husaimi memberikan pujian ke PT Kiblatain Jaya Wisata.

Pihaknya berharap kepada manajemen baru Biro Travel Kiblatain Jaya Wisata yang sekarang ini agar terus menjaga kepercayaan kepada masyarakat. Khususnya calon jemaahnya akan diberangkatkan ke tanah suci.

"Pesan kami, tolong jaga kepercayaan masyarakat. Yang sudah bagus ini, harus dipertahankan dan tingkatkan lagi," ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan PT Kiblatain Jaya Wisata Wilayah Riau, Haji Fadhli Rahman, M.Pd menjelaskan, di bawah manajemen baru, jemaah hanya menyetorkan Rp 3 juta untuk mendaftar berangkat umrah. Ketika tiket pesawat, visa dan hotel sudah selesai, maka barulah dibayar lunas oleh jemaah.

Selain itu, Fadhli Rahman mengatakan, PT Kiblatain Jaya Wisata juga menggandeng BRI Syariah, sebagai tempat penyimpanan uang pendaftaran.

"Alhamdulillah sekarang semuanya berjalan dengan sistematis. Kita menggandeng BRI Syariah untuk jaga titik aman uang jemaah. Jika sudah mendaftar Rp 3 juta, kita uruskan semua perlengkapannya. Jika sudah selesai kita akan kembali koordinasi dengan mereka," jelasnya.

Hingga 2020 ini, tuturnya, ratusan jemaah telah diberangkatkan ke tanah suci dalam tiga gelombang. Sebagian dari jemaah, katanya, mendapatkan pengalaman luar biasa dari segi pelayanan mulai dari Bandara hingga akomodasi di tanah suci.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Utama PT Kiblatain Jaya Wisata saat ini, Sintya Nurwahuni menceritakan, proses peralihan perusahaan bermula medio 2018. Ketika itu ada pertemuan pemilik dan manajemen lama dengan seorang calon investor bersedia mengambil alih perusahaan.

Awalnya manajemen lama hanya menyampaikan PT Kiblatain Jaya Wisata telah gagal memberangkatkan 50 Jamaah setelah sampai di Kuala Lumpur. Namun, setelah terjadi kesepakatan peralihan diketahui masih ada puluhan jamaah jamaah telah membayar lunas dan belum diberangkatkan hingga total keseluruhan 116 jemaah, ditambah beberapa puluh jamaah telah menyetorkan uang muka kepada manajemen lama antara Rp 5-15 juta.

Mengetahui kondisi sebenarnya, sempat terjadi deadlock dalam proses peralihan tersebut, hingga akhirnya manajemen baru memutuskan melanjutkan proses setelah bertemu secara langsung dengan para jamaah adanya kesepakatan pola recovery.

“Hingga akhirnya seluruh jamaah telah berhasil diberangkatkan sejak November 2018 hingga Maret 2019 di musim Umrah 1440 H lalu,” tutur Sintya Nurwahyuni.

Sejak awal peralihan di November 2018 hingga saat ini, manajemen baru telah memberangkatkan setidaknya 700-an jamaah ke tanah suci. Jumlah ini terbilang cukup kecil bagi sebuah biro travel umrah.

“Sejak awal musim umrah 1441 H, Kami juga membuat program lebih menjamin keamanaan pembayaran BPIU calon jamaah. Calon jemaah cukup membayar uang muka ke perusahaan, selanjutnya jamaah akan menyetorkan sisa BPIU ke rekening tabungan atas namanya sendiri layaknya tabungan haji. Kepastian keberangkatan calon jamaah diverifikasi bank tempat jamaah menabung,” pungkasnya. (Rilis/Riki)