Menu

Trump Tawarkan Perdamaian Timteng Dengan Yerusalem Harus Untuk Israel, Palestina Sebut Konspirasi

Riki Ariyanto 29 Jan 2020, 10:23
Presiden Donald Trump tawarkan Yerusalem untuk Israel demi perdamaian Timur Tengah (foto/int)
Presiden Donald Trump tawarkan Yerusalem untuk Israel demi perdamaian Timur Tengah (foto/int)

RIAU24.COM - Rabu 29 Januari 2020, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menawarkan perdamaian Timur Tengah (Timteng). Hanya saja dengan syarat Yerusalem menjadi ibu kota Israel.

Donald Trumo memperingatkan prakarsanya yang sering disebut sebagai “Kesepakatan Abad Ini” (Deal of the Century) itu jadi peluang satu-satunya bagi kemerdekaan Palestina. "Visi saya menghadirkan peluang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, solusi dua negara yang realistis," sebut Presiden AS Donald Trump ke para pejabat dan wartawan di Gedung Putih sebagaimana dilaporkan BBC, Rabu (29 Januari 2020).

zxc1

Hanya saja dalam rencana Donald Trump itu Yerusalem harus diakui jadi Ibu Kota Israel yang keamanannya akan dijamin dalam kesepakatan. Trump juga akan menawarkan pihak Palestina wilayah berdampingan bagi negara itu, serta bantuan keuangan dalam jumlah besar, dengan syarat Palestina memenuhi sejumlah tuntutan.

Berbicara di samping Donald Trump, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menyebut Israel harus memiliki kedaulatan di Lembah Yordania. Dia juga mengecam anggapan dari PBB yang menyenut perluasan permukiman Yahudi melanggar hukum internasional.

zxc2

Tapi pihak Palestina mengecam cetak biru yang diprakarsai Presiden AS Donald Trump itu. Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan menolak rencana Trump tersebut dan menyebutnya sebagai "konspirasi".

"Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar," kata Abbas dalam pidato yang disiarkan televisi dari Ramallah di Tepi Barat.

"Dan kesepakatan Anda adalah konspirasi," tambahnya.

Sementara para pejabat Hamas, kelompok utama Palestina di wilayah Gaza, menyebut usulan itu tidak masuk akal. Pejabat Hamas mengatakan Trump berusaha melikuidasi proyek nasional Palestina.

Pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, juga menolak usulan untuk menjadikan Yerusalem Timur sebagai Ibu Kota Negara Palestina. Dia menegaskan Ibu Kota Palestina adalah Yerusalem dan tidak ada lokasi yang bisa menggantikannya.

Bahkan sebelum diumumkan, ribuan warga Palestina menggelar aksi di Kota Gaza menolak rencana perdamaian Donald Trump. (R24/Riki)