Menu

Nyawa Rakyat Lebih Penting dari Investasi, Ombudsman RI: Larang Pekerja dan Wisatawan China Masuk Indonesia

Siswandi 26 Jan 2020, 23:11
Pekerja asal Tiongkok yang berada di Sulawesi. Foto: int
Pekerja asal Tiongkok yang berada di Sulawesi. Foto: int

RIAU24.COM -  Anggota Ombudsman RI, La Ode Ida, menyarankan pemerintah segera mengeluarkan larangan bagi pekerja dan wisatawan asal China masuk Indonesia. Hal itu menyusul merebaknya virus Corona yang hingga kini terus memakan korban jiwa di negara Tirai Bambu tersebut. Menurutnya, nyawa rakyat lebih penting ketimbang investasi yang dikabarkan bisa menyerap banyak tenaga kerja tersebut. 

Menurutnya, ancaman wabah virus Corona (Koronavirus) adalah alarm bagi pemerintah Indonesia untuk segera membuat aturan bagi para pekerja asal Tiongkok. Pemerintah seharusnya segera mengeluarkan larangan masuknya pekerja, bahkan wisatawan, asal China, ke Indonesia.

"Perlindungan terhadap nyawa warga negara Indonesia lebih diutamakan ketimbang investasi yang katanya banyak menyerap tenaga kerja," ujarnya lewat pesan singkat di Jakarta, Minggu 26 Januari 2020. 

Dilansir republika, La Ode Ida juga menyarankan, para pekerja asal Tiongkok yang sudah telanjur berada di Indonesia, juga harus segera didata dan diperiksa untuk memastikan mereka terbebas dari virus mematikan itu. Hal itu mengingat virus itu sudah merambah hingga ke beberapa negara. 

Yang terbaru, seperti dilansir viva, saat ini RSUD Raden Mattaher Jambi juga dikabarkan sedang menangani pasien yang diduga terjangkit virus itu. Pasien tersebut adalah warga negara asal Tiongkok. Akibat keberadaan pasien tersebut, warga pun enggan mendatangi rumah sakit tersebut karena khawatir bakal terjangkit virus yang masih membuat heboh itu. 

Menurut La Ode Ida, Ombudsman RI yang membidangi masalah sumber daya manusia dan sumber daya alam, wabah virus Corona merupakan persoalan sangat serius. "Pemerintah Indonesia memiliki kewajiban asasi untuk melindungi warganya dari bahaya kontaminasi dari virus yang kemungkinan dibawa oleh para pekerja atau para wisatawan China," tekannya. 

Dimasuki Pekerja Tiongkok 
Apalagi, hasil investigasi Ombudsman RI ke sejumlah daerah pada tahun 2018 menemukan fakta bahwa umumnya pekerja bekerja di smelter penanaman modal asing (PMA) asal China. Ia pun mencatat bahwa 70 persen penumpang pesawat yang masuk ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah melalui Bandar Udara Soekarno Hatta Cengkareng menuju Kendari adalah para buruh asal Cina.

"Setiap hari ada dua pesawat (Batik pukul 03.00 dan Lion pukul 06.00) dengan penumpang lebih dari 70 persen adalah para buruh asal China itu," ungkapnya lagi. 

Terpisah, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M Faqih mengatakan, Koronavirus yang menjangkiti RRT adalah virus Corona jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV) yang belum terdapat vaksin untuk mencegahnya. Sementara ini, IDI meminta agar warga jangan panik namun tetap waspada apabila mengalami gejala demam, batuk, disertai kesulitan bernapas. 

"Apabila terjadi gejala tersebut, diharapkan segera mencari pertolongan ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat," sarannya. 

Meski demikian, sejauh ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) belum merekomendasikan untuk pembatasan wisatawan atau perdagangan dengan China seperti yang diusulkan Ombudsman RI. 

"Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan," ujarnya lagi. ***