Menu

Diisolasi Akibat Virus Corona, Warga Kota Wuhan Mulai Khawatir Kekurangan Pasokan Makanan

Siswandi 24 Jan 2020, 15:03
Salah satu sudut Kota Wuhan yang tampak sepi aktivitas warga. Foto: int
Salah satu sudut Kota Wuhan yang tampak sepi aktivitas warga. Foto: int

RIAU24.COM -  Otoritas China telah mengisolasi Kota Wuhan di Provinsi Hubei, setelah merebaknya virus 2019-nCoV—jenis baru dari Coronavirusatau yang popular dengan Virus Corona. Buntut dari kebijakan itu, penduduk Wuhan putus asa. Tak hanya itu, mereka merasa apa yang terjadi saat ini seolah-olah sebagai akhir dari dunia. Bahkan kekhawatiran muncul, karena stok makanan yang ada di toko-toko, diperkirakan tidak bisa lagi memenui kebutuhan warga kota.

Sejak kebijakan itu diterapkan dua hari lalu, seluruh layanan pesawat dan kereta api ke luar Kota Wuhan dibatalkan. Transportasi umum lain untuk keluar kota juga ditangguhkan. Penduduk diperintahkan untuk tidak pergi dalam upaya mengendalikan penyebaran virus. 

Namun demikian, kereta dan pesawat yang hampir kosong masih ada yang bergerak menuju kota dengan penduduk sekitar 11 juta jiwa itu. Beberapa penumpang mengenakan masker wajah dan sarung tangan bedah memberanikan diri melakukan perjalanan.

Beberapa warga Wuhan mengatakan mereka berada di “ambang tangis” ketika mereka membaca berita tentang penutupan kota oleh pihak berwenang China. "Kami secara sadar menghindari keluar, desinfeksi dengan rajin, dan memakai masker," tulis seorang pengguna Weibo, dalam sebuah posting.

“Tetapi ada kekurangan makanan dan disinfektan, dan kami membutuhkan lebih banyak sumber daya. Kami berharap semua orang bisa mengerti bahwa kami merasa seolah-olah ini adalah akhir dunia," keluhnya, dilansir tempo yang mengutip news.com.au, Jumat 24 Januari 2020.

Sementara itu, beberapa warga mengaku merasa takut. "Saya belum keluar rumah selama sekitar dua hari," ungkap salah seorang warga bernama Mao (26), kepada AFP. 

Dikatakan, terakhir kali dia pergi mengenakan masker yang dijual dengan harga lebih tinggi dari normal 50 RMB (USD10,50). Setelah dia membeli beberapa masker, orang di belakangnya dalam antrean membeli stok yang tersisa di toko.

Malam Imlek 
Seperti diketahui, isolasi terhadap Kota Wuhan terjadi menjelang malam liburan Tahun Baru Imlek. Ketika ratusan juta orang China naik pesawat, kereta api dan memenuhi jalan-jalan untuk mengunjungi kerabat mereka di seluruh negeri, bahkan juga ke beberapa negara. 

Untuk diketahui, Tahun Baru Imlek merupakan mobilisasi tahunan terbesar manusia di dunia.

Hingga sejauh ini, istilah "Wuhan is sealed off" atau "Wuhan ditutup" merupakan yang paling banyak dicari di Internet. Istilah itu bahkan muncul lebih dari dari satu miliar kali di platform media sosial Weibo pada Kamis sore waktu setempat. Sebanyak 344.000 posting diskusi juga membahas istilah itu. 

Ketika media pemerintah mengumumkan semua warga Wuhan harus mengenakan masker di tempat umum, beberapa orang terlihat berkeliaran di jalan-jalan yang rata-rata terlihat sepi. Acara-acara resmi di kota itu telah dibatalkan.

Di salah satu hotel, para tamu diperiksa kondisi demamnnya dan diberikan gel antibakteri. Beberapa penumpang di dalam satu kereta yang tiba dari Shanghai mengenakan masker dan sarung tangan, tetapi beberapa orang memasang wajah berani atau tanpa masker.

Beberapa warga pengguna Internet menyerukan kepada pemerintah untuk menyediakan lebih banyak sumber daya, dengan mengatakan masker yang tersedia tidak cukup dan harga makanan melonjak. Banyak pengguna Internet dari luar kota menyatakan kesedihan dan kepedulian terhadap penduduk Wuhan.

Ada juga yang menyalahkan orang di Wuhan karena memakan hewan liar. Diyakini bahwa hewan liar seperti kelelawar buah adalah sumber utama virus Corona yang kini menyebar. ***