Menu

Usianya Sudah 300 Tahun, Rumah Adat Ini Dicat Pakai Darah Manusia

Satria Utama 14 Dec 2019, 08:30
Rumah Bolon Raja Sibandang
Rumah Bolon Raja Sibandang

RIAU24.COM -  Rumah Bolon atau rumah adat milik Raja Pertama Sibandang Opung Jautan Rajagukguk  menjadi salah satu destinasi wisata yang menarik di Kecamatan Muara, Pulau Sibanding, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Rumah bolon ini adalah simbol dari identitas masyarakat Batak yang tinggal di Sumatera Utara.

Selain bentuknya unik, rumah bolon yang kini usianya telah lebih dari 300 tahun tersebut warna cat rumahnya dicampur dengan darah manusia. Darah yang dicampurkan merupakan darah musuh atau darah tawanan yang dipersembahkan pada waktu pesta memasuki rumah baru.

Untuk mencapai rumah peninggalan Raja Opung Jautan Rajagukguk tersebut dari Bandara Silangit, Tapanuli Utara dapat ditempuh dengan waktu 1 jam dengan kendaraan pribadi ke Dermaga Muara di Pulau Sibandang. 

Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan naik feri atau kapal penyeberangan dengan waktu tempuh 10 menit. Lalu setelah sampai di Pulau Sibandang, dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 15 menit.

Di sekitar rumah bolon tersebut terdapat situs berupa Partukkoan, yakni kursi batu tempat raja-raja dahulu bermusyawarah dan makam Hunsa Rajagukguk yang merupakan kerabat dari Opung Jautan Rajagukguk.

Menurut Bengkel Rajagukguk, salah satu keturunan Hunsa Rajagukguk, rumah bolon peninggalan raja tersebut hanya boleh ditinggali oleh anak laki-laki pertama. Sementara anak perempuan diberikan rumah lainnya.

"Rumah itu dibuat dengan kayu pilihan lalu untuk merekatkan kayunya hanya menggunakan tali untuk menyatukan bahan-bahan rumah. Tali ini diikatkan kepada kayu dengan kuat agar rangka rumah tidak longgar ataupun roboh suatu saat," kata Bengkel Rajagukguk, seperti dilansir Sindonews.

Ia juga menerangkan jika hiasan singa-singa di kanan kiri rumah tersebut sempat hendak dicuri namun tidak bisa, karena konon ada hal gaib yang melindunginya. "Ya memang kalau berhasil dicuri dan dijual harga singa-singa tersebut bisa mencapai ratusan juta bahkan miliaran," katanya.

Saat ini rumah tersebut, mulai lapuk karena selain dimakan usia dan cuaca rumah tersebut kurang terurus. Menurut Camat Muara Josua Napitupulu, pihak kecamatan telah mengusulkan agar rumah tersebut dapat dipugar secara resmi dan menjadi cagar budaya. Namun dari pihak keturunan Hunsa Rajagukguk yang menjadi kerabat dari Opung Jautan Rajagukguk agak sungkan kalau rumah tersebut dipugar.****