Menu

Dipecat Erick Tohir, ini Kontroversi Dirut Garuda Ari Askhara, Mulai Alihkan Rute Hingga Koper Rp10 Juta

M. Iqbal 7 Dec 2019, 07:22
Mantan Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara
Mantan Dirut Garuda Indonesia, Ari Askhara

RIAU24.COM - Belum lama ini Menteri BUMN, Erick Thohir telah mencopot I Gusti Ngurah Ari Askhara atau Ari Askhara dari jabatannya sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia. Dia diduga telah menyelundupkan komponen motor Harley Davidson dan sepeda Brompton.

Seperti dikutip dari Viva.co.id, Sabtu, 7 Desember 2019, 
Langkah yang dilakukan Erick Thohir untuk memecat Ari Askhara mendapatkan dukungan dari Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI). Sebab, Ari Askhara dianggap sering membuat kebijakan-kebijakan yang kontroversial selama memimpin Garuda Indonesia.

Berikut ini beberapa kebijakan Ari Askhara saat jadi Bos Garuda Indonesia.

1. Pengalihan rute penerbangan
Ketua Umum IKAGI, Zaenal Muttaqin mengatakan Ari Askhara melakukan pengalihan rute penerbangan London dan Amsterdam via Denpasar-Kualanamu. Kata dia, pengalihan tersebut justru sangat merugikan awak kabin.

"Perjalanan ini panjang sekali sehingga jam kerja kami melebihi batas kewajaran sebagai pekerja. Itu malah hampir 19 jam lebih perjalanan kita, dari Denpasar-Kualanamu-Amsterdam," ujar Zaenal.

Namun, dia tidak mengetahui alasan Ari Askhara mengeluarkan kebijakan tersebur. Seharusnya, penerbangan bisa langsung dari Jakarta ke Amsterdam. "Saya tidak punya keterangan seperti apa, apa alasan mendasar peralihan rute tersebut," ucapnya.

2. Grounded awak kabin seenaknya
Zaenal mengatakan Ari Askhara juga sering membuat kebijakan yang merugikan awak kabin diantaranya menghentikan iuran anggota, mempersulit terjadinya perjanjian kerja bersama (PKB), menggrounded atau melarang terbang para pengurus serikat pekerja dan lainnya.

Zaenal mencontohkan, jika ada pramugari tiba-tiba difoto seseorang dengan fose close up memakai seragam dengan koper di bawah. Kemudian, foto itu diunggah ke media sosial dan diketahui pihak manajemen langsung digrounded 3 bulan.

"Sebetulnya banyak yang digrounded, ada yang satu bulan, dua bulan sampai enam bulan. Jadi variatif, kesalahan juga variatif ada yang teknis dan non teknis. Tapi, grounded itu sebenarnya tidak diatur dalam perjanjian kerja bersama," kata Zaenal.

Kata Zaenal lagi, grounded bagi manajemen merupakan hal yang sifatnya pembinaan. Tetapi, justru bagi serikat awak kabin bukan pembinaan. Sebab, mereka mendapatkan dua pokok yaitu gaji pokok dan uang terbang.

"Kalau kami digrounded, berarti uang terbang hilang. Kalau kita bilang itu bukan pembinaan, itu sasaran kami sebagai pegawai Garuda. Artinya, kalau saya digrounded itu indikasinya perusahaan melakukan anti serikat kepada kita," terangnya.

Sedangkan, kata dia lagi, berapa jumlah awak kabin yang digrounded tidak bisa dihitung secara pasti. Tapi, untuk periode sekarang jelas lebih banyak yang digrounded karena manajemen lebih simpel beralasan non teknis.

"Seolah-olah hal itu mengganggu performance atau kinerja perusahaan, sehingga mereka langsung dinyatakan grounded oleh pihak manajemen," ungkap Zaenal.

2. Janjikan koper tumi senilai Rp10 juta
Ari Askhara juga pernah menjanjikan akan membelikan 3.500 awak kabin di seluruh Indonesia koper bermerek Tumi. Koper tersebut ditaksir minimal Rp10 juta.