Menu

Sasar Kalangan Muda, ISIS Gunakan TikTok untuk Sebarkan Propaganda

Riko 22 Oct 2019, 14:56
Foto (internet)
Foto (internet)

RIAU24.COM -  Laporan yang diturunkan Wall Street Journal (WSJ) menyebutkan kelompok teroris ISIS menggunakan platform berbagi video populer TikTok untuk menyebarkan propagandanya. WSJ menyebut bahwa video tersebut dirancang khusus untuk menargetkan audiens muda.

Laporan itu mengatakan ada satu akun terkait ISIS memiliki sekitar 1.000 pengikut, menambahkan bahwa satu video teror memiliki 68 like. Namun laporan itu tidak merinci apakah angka-angka itu mewakili semua materi terkait ISIS di platform yang berbasi di China tersebut.

"Sajak, irama, lirik yang menggugah, dan penyampaian punchy sangat menarik bagi kaum muda," kata Elisabeth Kendall, pakar ekstrimisme Universitas Oxford.

“Metode menyanyi yang menarik ini untuk menyebarkan ideologi (ISIS) menyebar dengan cepat dan melekat dalam ingatan kolektif. Cara itu cenderung jauh lebih efektif daripada khotbah atau perdebatan dan risalah teologis,” imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Selasa 22 Oktober 2019.

Menurut laporan itu, ISIS juga memposting lagu kebangsaan Negara Islam, serta jasad dan para pejuangnya ke sebuah platform yang terkenal dengan video-video tarian, lelucon dan meme. Menurut WSJ, agen pemantau media sosial Storyful mengidentifikasi sekitar 20 akun terkait ISIS. Namun semua akun itu dilaporkan telah dimatikan.

Menurut The Verge tidak diketahui seberapa besar kehadiran ISIS di TikTok. media itu menyatakan media sosial AS membagikan basis data media tentang citra teroris yang diketahui yang memungkinkannya untuk segera dihapus setelah diunggah. Namun, perusahaan induk TikTok di China ByteDance, tidak mengungkapkan berapa banyak konten terkait teror yang dihapus, kata laporan itu.

Laporan Verge mengatakan konten ISIS menyebar terutama berkat algoritma rekomendasi TikTok, menambahkan bahwa tidak jelas apakah algoritma itu mempromosikan materi atau hanya merekomendasikannya secara acak.

Ketika kelompok teror itu menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak, kelompok ini menjadi berita utama dengan video-video yang dibuat secara profesional dan penggunaan media sosialnya yang sangat besar untuk menyebarkan propaganda. Ini diyakini banyak pihak berkontribusi pada masuknya warga asing, termasuk para remaja.

 

Sumber: Sindonews