Menu

Ungkap Ada Petugas TPS Coblos 15 Surat Suara, Saksi Prabowo Asal Boyolali Ini Diancam akan Dibunuh

Siswandi 19 Jun 2019, 23:24
Nur Latifah memberikan kesaksian dalam sidang gugatan Pilpres di MK . Foto: int
Nur Latifah memberikan kesaksian dalam sidang gugatan Pilpres di MK . Foto: int

RIAU24.COM -  Tim Kuasa Hukum calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Sandi, menghadirkan
Nur Latifah, sebagai salah satu saksi dari kubu 02, dalam sidang ketiga gugatan Pilpres di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) Rabu 19 Juni 2019.

Di hadapan majelis hakim, Nur Latifah yang merupakan warga Boyolali, Jawa tengah,
mengungkapkan dirniya pernah dengar diancam akan dibunuh karena mem-viralkan sebuah video dugaan kecurangan pilpres di wilayahnya.

Dilansir viva, Nur mengungkapkan, ancaman kepada dirinya bermula ketika mengetahui kejanggalan proses pemungutan suara di TPS 08 Dusun Wonosari, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Kejanggalan yang dimaksud adalah adanya seorang petugas KPPS bernama Komri yang melakukan pencoblosan sebanyak 15 surat suara.

"Saya menyaksikan sendiri, saya ada di TPS, duduk sebelah saksi-saksi. Saya juga punya rekaman videonya," terangnya.

Nur mengatakan, video tersebut sempat menjadi viral di media sosial. Namun, ia mengaku bukan dirinya yang memviralkannya.

Dua hari setelah itu, tepatnya sekitar pukul 23.00 WIB malam, ia dipanggil ke rumah salah satu warga untuk dimintai keterangannya mengenai video yang viral tersebut. Bahkan, ia dicap sebagai penjahat politik.

"Saya mendapat intimidasi dari banyak orang, saya dipanggil ke rumah salah satu warga. Di sana sudah ada Ketua KPPS, anggota KPPS, tokoh masyarakat, perangkat desa, kader partai. Saya perempuan sendiri. Saya ditanya soal video, saya jawab, 'Bukan saya yang merekam dan sebar'. Saya dituduh sebagai penjahat politik di sana," ungkapnya lagi.

Karena Nur yang merekam video tersebut, dia sampai diancam akan dibunuh. "Saya juga secara tidak langsung diancam dibunuh. Itu saya dengar dari teman saya yang mendengar secara langsung bahwa saya diancam akan dibunuh," kata Nur

Salah satu majelis hakim, Suhartoyo sempat menanyakan kepada Nur Latifah mengenai perolehan suara di TPS tersebut. Nur pun menjawab bahwa pasangan Jokowi-Amin unggul sangat signifikan di TPS itu.

"Untuk pasangan 01 seingat saya (memperoleh) 100 lebih suara. 02 saya ingat betul, itu hanya mendapat 6 (suara)," ujar Nur. ***