Menu

27 Anggota Pasukan Elit Iran Tewas Dibom, Jendral Ini Janji Balas Dendam Kepada Arab Saudi

Satria Utama 17 Feb 2019, 08:58
Puing-puing bus yang hancur akibat serangan bom bunuh diri dan menewaskan 27 anggota Garda Revolusi Iran (IRGC). Foto/Istimewa
Puing-puing bus yang hancur akibat serangan bom bunuh diri dan menewaskan 27 anggota Garda Revolusi Iran (IRGC). Foto/Istimewa

RIAU24.COM -  TEHERAN - Sebanyak 27 anggota pasukan elite Iran tewas dan banyak yang lainnya terluka parah akibat serangan bom mobil yang diklaim dilakukan kelompok Jaish ul-Adl.

Tak terima dengan sikap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) yang dianggap mendukung serangan, Kepala Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran, Jenderal Mohammad Ali Jafari, mengancam akan melakukan balas dendam kepada kedua negara tersebut.

Jafari mengatakan serangan bom dilakukan oleh kelompok teroris atas perintah Amerika Serikat (AS) dan Israel. Serangan itu terjadi di wilayah perbatasan antara Provinsi Sistan dan Baluchestan.

"Kesabaran terhadap konspirasi dan rezim reaksioner di wilayah tersebut, terutama Arab Saudi dan UEA yang melakukan tindakan ini atas perintah dari AS dan rezim Zionis, akan berbeda dan kami pasti akan mengambil tindakan reparatif," katanya, pada hari Sabtu, dilansir sindonews yang dikutip dari Sputnik, Minggu (17/2/2019).

Ia menambahkan, pemerintah Arab Saudi dan Emirat harus tahu bahwa kesabaran Republik Islam Iran tentang dukungan tersembunyi untuk penjahat dan kelompok takfiri telah berakhir. "Iran tidak akan mentoleransinya lagi," lanjut Jafari dalam pidatonya di hadapan massa.

Dia dilaporkan telah meminta Presiden Hassan Rouhani agar memberikan kebebasan kepada IRGC untuk membalas dendam.

Jenderal Jafari juga menduga bahwa Pakistan memberikan dukungan kepada kelompok militan yang melakukan serangan teror di Iran. Dia menyerukan Islamabad untuk memperketat kebijakannya terhadap kelompok teroris Jaish ul-Adl yang terkait dengan al-Qaeda.

"(Pemerintah Pakistan) yang tahu tempat persembunyian mereka, didukung oleh pasukan keamanan Pakistan, harus bertanggung jawab atas serangan teroris," imbuh dia.

Pada 13 Februari, sebuah mobil yang sarat bahan peledak menabrak bus yang membawa pasukan IRGC di perbatasan antara kota Zahedan dan Khash. Sebanyak 27 pasukan elite tewas dan 13 orang lainnya terluka parah.***