Menu

Sempat Kaya di Negeri Sendiri, Begini Profesi Pengungsi asal Palestina di Bogor

Siswandi 17 Jan 2019, 10:33
Salah seorang pedagang kaki lima asal Palestina yang berjualan di areal Stadion Pakansari. Foto: int
Salah seorang pedagang kaki lima asal Palestina yang berjualan di areal Stadion Pakansari. Foto: int

RIAU24.COM -  Jalan hidup memang rahasia Yang Maha Kuasa, sedangkan manusia hanya bisa menjalaninya. Bila Yang Di Atas berkehendak, apa pun bisa terjadi. Setidaknya, begitulah gambaran perjalanan hidup Omar, pengungsi asal Palestina.

Sempat menjadi pengusaha kaya di negeri sendiri, nasibnya langsung berubah ketika ia mengalami kebangkrutan. Perjalanan hidup yang berliku, kemudian mengantarnya menjadi pengungsi di Indonesia.

Saat ini ia berprofesi sebagai penjual kopi seduh, yang beroperasi di areal sekitaran Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hal serupa juga dilakukan pengungsi asal Palestina lainnya.

Dikatakan, aktivitasnya sebagai pedagang kopi seduh di kawasan itu sudah dilakoninya sejak dua tahun silam. “Biasanya kami jualan selama 24 jam di sini,” ungkap Omar, Rabu 16 Januari 2019 kemarin di pekarangan Stadion Pakansari.

Dagangan yang dijual Omar dan keluarganya, tidak jauh berbeda dengan pedagang lainnya. Dagangan yang dijajakan antara lain kopi seduh, minuman manis, serta cemilan ringan.

Kepada republika, Omar mengaku dagangannya kerap ditertibkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Bila sudah demikian, ia bersama istri dan lima orang anaknya terpaksa berhenti berjualan untuk beberapa waktu.

Lebih lanjut, ia bercerita, sebelum sampai ke Indonesia, ia merupakan seorang pengusaha sukses di bidang elektronik, pariwisata dan swalayan di Kota Hebron Al-Khalil, Palestina. Di kota itu, bisnis yang digelutinya sempat maju. Namun nasib berkata lain. Usahanya mengalami kebangkrutan seketika.

Sementara itu, Fatimah Azzahra (11), putri sulung Omar mengatakan, ia dan keluarga saat ini tinggal di rumah kontrakan apa adanya di daerah Cikaret, tak jauh dari Stadion Pakansari. Bila hujan, atap rumah kerap bocor sehingga rembesan air masuk ke dalam rumah.

Senada dengan sang ayah, ia juga mengalai suka duka berjualan di kawasan itu. “Kadang yang beli ramai, kadang sepi. Kadang baru buka lapak, langsung diusir Satpol PP,” ujarnya.

Untuk diketahui, kawasan Stadion Pakansari sebelum sempat disterilkan dari pedagang kaki lima (PKL) dalam rangka menyambut Asian Games 2018 beberapa waktu silam.

Usai Asian Games berlalu, penertiban PKL masih kerap dilakukan oleh Satpol PP hingga saat ini. ***

R24/wan